Wednesday

Do You Compromise Your Idealism?

Do you compromise your idealism?

Sebaris pertanyaan itu kutemukan di buku yang barusan kubaca. Jadi teringat Gie dengan kalimatnya, I'm not an idealist anymore, I'm a bitter realist.

Penulis lalu melanjutkan dengan pernyataan: maybe idealism is not an extreme choice between yes or no. Maybe it's a spectrum-- yang artinya kita bisa adjust spektrum itu pada level tertentu.

Dengan definisi itu, tiba tiba membuatku mengingat pilihan hidup Ahmad Dhani yang dalam satu wawancaranya pernah bilang bahwa lagu Kangen Dewa19 menurutnya adalah lagu terjelek yang pernah ia bikin. Dia meminta pada produser agar tak merilisnya, namun produsernya memiliki penilaian lain terhadap lagu itu. Alhasil, lagu Kangen rilis dan meledak di pasar. Bayangkan kalau saja waktu itu Dhani ngotot ke produsernya untuk tidak usah merilis Kangen. Dalam hal ini, kita tahu Dhani telah adjust skala idealismenya.

Idealisme berasal dari kata ide yang berarti gagasan, pemikiran. Dalam permenungan beberapa orang terdahulu dalam pencariannya akan realitas, sampailah mereka pada kesimpulan bahwa substansi realitas atau kenyataan yang ada adalah ide, pemikiran, persepsi, kesadaran individu atau kolektif. Salah satu tokoh utama dalam sejarah Filsafat yang memperkenalkan dan mengembangkan konsep idealisme klasik adalah Plato. Plato beranggapan bahwa realitas sejati terletak pada ide, yang tak lain adalah model atau paradigma dari segala sesuatu yang ada di dunia nyata. Plato juga meyakini bahwa pengetahuan atau kebenaran sejati bukanlah hasil dari pengamatan indrawi semata, melainkan juga kontemplasi terhadap ide ide.

Selain Plato, ada Hegel, Kant, dan beberapa pemikir lain yang mengembangkan variasi pandangan idealisme. Kenyataan pada akhirnya adalah kesadaran yang komprehensif dan dialektis, kata Hegel dengan idealisme absolutnya. Sementara Kant mengembangkan idealisme transendental yang beranggapan bahwa struktur dasar realitas dipengaruhi oleh cara berpikir manusia dalam mengatur dan memahaminya. 

Pandangan yang berbeda secara fundamental dengan idealisme, disebut dengan materialisme. Materialisme meyakini bahwa dasar dari realitas bukanlah ide, melainkan eksistensi materi fisik. Salah satu tokoh yang turut berperan dalam mengembangkan materiaslime historis adalah Karl Marx. Perkembangan sosial dan politik dalam sejarah manusia, menurut Marx, ditentukan oleh peran produksi, struktur ekonomi, dan materi. 

Jika kita tarik dalam konteks realitas atau kenyataan yang ada, kita dapati dua pandangan dasar yang berbeda (idealisme dan materialisme) di atas saling beririsan, atau mungkin berkelindan. Dalam definisinya, seorang idealis adalah seorang yang memegang pandangan idealistiknya-- meyakini dapat mencapai tujuan tujuannya yang ideal bahkan  jika itu tidak selalu praktis atau realistis.

Namun sejalan dengan pernyataan penulis di awal, bahwa di dunia yang kompleks ini, seringkali seseorang harus kompromi, mempertimbangkan faktor faktor praktis dalam mengejar tujuan tujuan idealistiknya. Persoalannya sejauh mana batas idealisme? sejauh mana kita dapat meng-adjust (menyesuaikan) skala idealisme untuk tetap dapat disebut sebagai orang yang idealis? Menjawab hal itu, beberapa aspek perlu dipertimbangkan dalam penerapannya: 1) fleksibilitas skala, dan 2) ketetapan ideal.

Dengan fleksibilitas skala, idealis dapat menyesuaikan langkah langkah praktis untuk mencapai tujuan idealistiknya berdasarkan konteks yang ada. Sementara ketetapan ideal merupakan batas atau rujukan adjustment/fleksibilitas skala idealisme. Meski idealisme dapat diadjust skalanya, namun dalam esensinya terdapat nilai tertentu yang dianggap sebagai standar moral atau dasar kebenarannya. Dalam arti lain, sekalipun seseorang dapat meng-adjust skala idealismenya, namun dalam banyak kasus, untuk mencapai tujuan praktis di hidupnya, seorang idealis tidak akan mengorbankan prinsip prinsip mereka sepenuhnya.

Sampai sini, do you compromise your idealism?



Fenny Wahyuni
Bojonegoro, 18 Juli 2024

No comments:

A Meaningful Life is Bigger than a Happy Life (?)

Pada satu pagi di tahun 2017, cuit burung di luar rumah terdengar saling bersahut. Aku lupa kapan persisnya, tapi masih bisa kuingat udara p...