Secangkir Tequila Untuk Rasta..


 http://luckiindra7x.files.wordpress.com/2011/03/64298_teh_herbal.jpg


Mungkin kau beranggapan aku tak begitu dalam mengenalmu, pun sebaliknya tak banyak hal tentangku kau tahu. Hanya kebetulan saja kita berpapasan di simpang jalan menuju pulang. Basa basi atau sekedar memenuhi tradisi kita pun bertukar kabar, untuk kemudian saling berkelakar melebur setiap ke-aku-an. Sejenak jeda tentangnya, kalian, mereka juga kita biar bagaimanapun juga adalah cerita hidup yang patut kuhirup, kurasakan lebih dalam pun kukhidmati sebagai pendewasaan.

...Untukmu, yang tengah terduduk di sudut sepi

Tequila ini sengaja ku seduh untukmu, meski tak bisa menghilangkan seutuhnya, setidaknya tetesnya kuharapkan bisa menjadi penyembuh setiap luka yang sengaja masih kau rawat itu, yang kini mulai berkarat, meninggalkan cacat di ulu hatimu. Aku tidak sedang berusaha menghiburmu umpama lawakan amatiran. Aku juga tidak sedang berjibaku menemukan kunci hatimu yang cat merah jambunya tengah mengelupas di sisi pintu. Tidak pula aku mati-matian berfikir, mencipta puisi instan paling sihir supaya kau tanggalkan bayang-bayang kenangan yang urung membuatmu gemetar, mencibir getir tak tertangguhkan. Tidak. Tidak, Rasta.

Hanya saja tanpa sengaja perih dan gusar kesahmu menular, memercikkan api di semak hatiku yang perlahan berangsur kerontang. Ada ngilu serupa yang terlanjur ku kenal betul dalam bicaramu. Harum luka yang sama bisa kubaui di kalimatmu. Aku sama sekali tidak ingin kau merasakan nyeri yang berlapis tahun pernah mematikanku, tentu saja. Untuk itu, lembaran hijau dedaunan agave ini kuberikan padamu. Barangkali suatu waktu kau butuh sebagai pelepas dahaga rindu dan ingin sekali lagi menyeduh sendiri tequila buatanmu. Perlu kau tahu, hijau dedaunannya mengandung obat separo gila, sepanjang musim, semua usia, berlabel; ikhlas menerima segala tiba. Hiruplah kepulan aromanya sebelum kau reguk kali pertama, sembari kau detikkan doa di dada, semoga segala sakit segeralah reda.

Rasta,

Mungkin terkesan klise, tapi sememangnya hidup terkadang memberi kita dua pilihan berbeda dalam satu waktu. Saat itu kita tahu, ada kalanya kita harus belajar untuk melupakan dan mencintai sekaligus. Sekali lagi Rasta, jangan kau anggap ini sebagai nasehat atau pesan dari seorang tak beralamat. Atau kau boleh saja menyebutnya obat. Kemari dan duduklah di dekatku, mari bersulang untuk perjalanan ke depan kita dan kemungkinan-kemungkinannya yang indah. Bersama menggagahi takdir dengan menyesap tequila asa dalam cangkir. Dan hari ini biar saja waktu membeku sebentar saja disisi kita, sementara kita akan terbang bersama memasuki Norwegian Wood dalam kotak tivi, menyapa Toru Watanabe yang juga tengah berduka selepas kepergian Naoko di scene itu, untuk menyimak dan kemudian mengambil pelajaran dari pedihnya yang menguatkan;

Tak ada yang bisa menyembuhkan kita dari kehilangan orang yang kita cintai.

Tidak kebenaran

Tidak kejujuran
Tidak kekuatan
Tidak juga waktu.

Kadang satu-satunya hal yang harus kita lakukan adalah belajar memeluk tragedi..





Fenny Wahyuni
Malang, 10 Agustus 2012
*Teruntuk Rasta, pada perih harusnya kita berterimakasih

Comments

Diego Gerardo said…
Sajaknya bagus-bagus semua kak.... ilike it!! ilove it kata kak @Serbuk_biru hahaaa.....

bikin lagi yaa yg bagus2 ya kak
Fenny Wahyuni said…
hahaha.. dee buat blog juga gih kayak @serbuk_biru yg lagi on process buat mamerin lapak barunya katanya.. :D

Popular Posts