Jazirah Kenangan
kulihat kota ini membeku dalam gigil
lengang jalanan
menyisakan basah birahi musim
angin tersengal tak beraturan
mencumbu wajah
juga bibirmu yang mulai gemetar
kedinginan
dikota ini
yang pernah merasakan hangat dekapmu
malam terkapar
dalam hening tanpa takar
tetes cairan lelangit sedari petang
menambah kesunyian begitu merajam
kata-kata pun
bersembunyi di balik nisan
tempat setiap kematian dikuburkan
orchestra syahdu
bertalu sepi tak terjamah. purnama hanya
separuh saja berjingkat
menabur pendar bersungut pekat yang dulu
menyesatkan langkahku
dari hangat ciumanmu yang lekat.
cinta dan kenangan, keduanya
matikah? atau hanya sekarat
menanggung rindu begitu sarat?
menanggung rindu begitu sarat?
Fenny Wahyuni,
Malang, 16 Agustus 2012 - 01.30 am
*Ditulis sambil nyisir jalan tengah malam, pindah warkop, gemerutuk kedinginan. Memunguti sisa-sisa kenangan flashback empat tahun silam ~ *angin malam di Malang akhir bulan ini memang tak lagi berkawan, dinginnya menembus pori-pori dan belulang. Jadi nafsu pulaaangg..
Comments
sebelum mengajariku buat puisi :)