Indonesiaku
ku sapa pagimu; laki-laki paruh baya
setia menenteng cangkulnya seolah pena
siap menerjemah tanah sawah miliknya,
di simpang trotoarmu, renta lanjut usia menggelar kedua
tangannya
berharap iba juga keping rupiah dari saku celana yang
melewatinya,
di seruas halte juga stasiunmu, bocah-bocah tak sekolah bernyanyi
lagu sendu
menysisir jalanan dan kendaraan melintasi aspalmu
dengan polosnya ia tangkup receh
dari tangan-tangan yang menjulur setengah ragu,
selamat pagi, Indonseia, matahari hujankan sinarnya di
tanahmu
isyarat salam, ia sampaikan padamu malu-malu.
kembali aku menyapamu, dengan cinta dalam kata sederhana.
selalu saja hai, Indonesia
ku jumpai kau di wajah pongah para koruptor,
ku jumpai kau di wajah pongah para koruptor,
di tangan penguasa yang lalim,
di diri mereka yang beranggapan paling suci
memenjarakan tuhan dan agama di benak kerdilnya
masing-masing,
hai Indonesia, aku telah meluruh dengan kenyataan,
untuk diam-diam mencintaimu.
dengan kata,
sekalipun
meskipun
pada suatu pagi, biar juga ku kenang kau;
di wajah riang anak-anak sekolah
di hati para perempuan yang sabar
di lepuh tangan seorang pekerja jalanan
ku sapa pagimu dan berkata:
...padamu Indonesia,
yang dengan sedih aku cinta
Fenny Wahyuni
Bojonegoro, 10 Juni 2012
*Puisi ini pernah diterbitkan di MiniMag PATRIOTIK UAPM Inovasi edisi Juni 2012
*Puisi ini pernah diterbitkan di MiniMag PATRIOTIK UAPM Inovasi edisi Juni 2012
Comments