pada dini hari,
disudut hening
dan musim dengan wajahnya yang dingin
seorang
perempuan dengan tatapan kosongnya
berdiri seorang
diri di jalan menuju makam
tampak masih
segar kembang digenggamannya
sesegar ingatan
pada salah satu nama yang tertulis tepat didepannya
yang terbentang
di bawah matahari
tak lagi ia
rasa kehangatannya
pula bumi, tak
lagi ramah dipijaknya
ia masih
disana,
berdiri di
jalan menuju makam, ingatannya menerawang
pada seorang, pada silam juga tuhan
kelam tengah mabuk menyenggamai semesta
deru kesunyian kian tajam bersuara
sementara dilorong-lorong
sempit, jalan ke-arah hutan
kala segala yang kasat menjelma bayang
... lolong
anjing itu isyarat maut
tak setiapnya
bercerita kepergian
meski begitu,
selalu ada hati yang kehilangan

Fenny Wahyuni,
Menanggal –
Surabaya, Mei 2013
No comments:
Post a Comment