di kota ini,
satu persatu
kenang kian usang dan tanggal
meski purnama
tak pernah alpa mengingatkan
dahulu, dibawah
terang pun temaramnya
ngilu rindu
juga ciuman kita beradu pendar
pada satu malam
dengan dinginnya yang merajam
pernah
kalimatmu menghangatkan; ‘aku ingin mengenangmu seperti rembulan’
segala cerita menggumpal dan
mengkristal dalam ingatan:
biru sebuah kenangan
kini, bulan
lalai pada waktu
semua melaju,
membaru dan memburu
kita sama-sama
pergi semakin jauh
aku melupakan
wajahmu, wajahku terlupa olehmu
hari-hari
berganti, untuk akhirnya menjadi tahun kemudian pergi
satu persatu
kenang kian tergusur, rekah ingatan mulai gugur
..meski begitu,
kelak kita sama-sama menamai;
cahaya bulan
adalah keindahan tak terukur
Fenny Wahyuni
Menanggal, 26
November 2013
No comments:
Post a Comment